B. Indonesia

Pertanyaan

Pesan/amanat apa yang dapat diambil berdasarkan isi syair tentang kenangan karya sabaruddin ahmad

1 Jawaban

  • Tidak ada yang istimewa pagi ini, (Kamis, 12 November 2009) seperti biasanya begitu bel berdering saya segera berjalan menuju kelas untuk mengajar. Sambil berjalan, aku berpikir bahwa satu jam pelajaran di kelas IXB ini paling tidak sepuluh orang siswa yang dapat diambil nilainya untuk KD “Menceritakan Kembali Isi Cerpen yang telah Dibaca”.
    Kemaren, saya sudah menugaskan siswa saya untuk membaca kembali cerpen yang ada dalam buku paket mereka. Cerpen tersebut ada dua judul, yang pertama “Ibu, Daun dan Senja” dan kedua “Nina Gadis dari Gunung”. Saya menyuruh mereka membaca cerpen tersebut di rumah agar saat diminta menceritakan kembali (memilih salah satu judul) tidak mengalami kesulitan. Kedua cerpen ini sudah pernah dibicarakan pada KD yang berbeda.
    Begitu saya masuk kelas, mereka langsung memberi salam dan berdoa (saya masuk jam pertama). Saya lalu menuliskan KD yang akan dipelajari, kemudian saya memperhatikan mereka sebentar satu-persatu sambil mengecek siapa yang tidak hadir pagi ini. Saya melihat mereka mulai sibuk membuka buku paketnya. “Bagaimana, sudah siap dengan tugas hari ini sesuai dengan janji kemaren?” tanyaku. Mereka diam. Kembali saya bertanya sambil memperhatikan mereka, tidak ada jawaban, sibuk semua. “Apa yang kalian kerjakan, koq sibuk semua?” tanyaku lagi. Siswa putri yang duduk di pojok kanan paling depan menggelengkan kepala dan sedikit tersenyum. “Ada apa?” tanyaku. “Belum, Bu!” jawabnya. “Apanya yang belum?” tanyaku pura-pura tidak mengerti. “Itu, cerpernnya!”, jawab siswa putra di belakangnya. “Memangnya ada apa dengan cerpenmu?” tanyaku lagi. “Belum hafal, Bu!” siswa paling belekang berujar. “Siapa yang menyuruh kamu menghapal cerpen itu? Ibu kan menyuruh kalian untuk membacanya dan mengingat-ingat sedikit jalan ceritanya kemudian selebihnya kalian bisa mengkreasi sendiri ceritanya, yang penting pokok ceritanya tidak lepas dari cerita sebenarnya!” “Susah juga, Bu!” “Yang susah itu, apa?” jawabku. “Itu, yang bercerita itu!” sahut anak tadi.
    Sekali lagi saya mencoba menyuruh seorang siswa putra maj
    u untuk menceritakan isi cerpen sesuai dengan pilihannya, dia tidak bergeming.

Pertanyaan Lainnya