B. Indonesia

Pertanyaan

literasi tersingkat beserta amanatnya

1 Jawaban

  • TAKDIR adalah satu hal kejadian yang memang di kuasakan dari Tuhan untuk semua umatnya, termasuk aku. Di sebuah acara bertemakan Jepang, tak kusangka ia juga hadir disana. Dia yang dulu cupu dan tingginya sekitar 150cm, berubah menjadi tampan dan lebih tinggi.

    Lelaki itu adalah temanku sewaktu duduk di bangku Sekolah Dasar. Artinya, sudah hampir 5 tahun tak ada kabar darinya dan kami juga tak satu Sekolah. Jadi, kami jarang melihat satu sama lain. Sifatnya yang pendiam dan penyuka anime itulah yang aku ingat darinya. Dan namanya adalah Steven.

    Disana, Steven masih tak mengetahui keberadaanku. Ia dan teman-temannya kini tengah melihat berbagai karakter-karakter anime. Aku pun berfantasi untuk dekat dengannya dengan berpura-pura memotret-motret anime tersebut.



    Namun.. ia masih tak menyadari keberadaanku.

    Kemudian aku mengajak temanku untuk beralih dari tempat ini dan menuju ke tempat yang lain. Aku menceritakan kepada Friska sahabatku, bahwa dulunya dia adalah anak cupu dan sekarang berubah menjadi tampan. Dan kebetulan, sahabatku ini berada di satu Sekolah dengan Steven saat ini.

    “Aduh, Dayra.. ya sudah nanti kalau ketemu dia lagi, coba deh elu sapa dia,” nasehat Friska.

    “Gua malu..” ucapku.

    Dan ketika aku dan temanku sampai di jalanan yang dipenuhi dengan bunga sakura, terpampang nyatalah wajah Steven dan temannya tepat dihadapan kami. “Aku coba sapa dia sekarang ya,” kataku dengan nada yang sedikit ragu.

    “Aku hitung ya, satu.. dua..” sahabatku memberiku isyarat.

    “Steven!” sapaku dengan nada tinggi. Canggung.

    Ia melihatku dan hanya tersenyum saja. Aku langsung refleks bertanya, “Kamu masih ingat aku?”

    Wajah Steven langsung memerah dan bibirnya terbuka lebar hingga terlihat giginya, ia juga mengangguk. Tak tahu apa yang akan dibicarakan lagi, karena dia tak berbicara, aku langsung melewatinya. Aku malu!

    Friska langsung meledekku, “Wahahah, elu kok bodoh banget sih. Masa elu tanya dia ingat elu apa enggak. Canggung banget tau tadi! Hahahah”

    “Aduh, gue tanya itu refleks kali,” ujarku masih malu.

    “Elu lihat wajah dia tadi nggak? Merah banget…”

    “Iya, gue lihat. Mungkin dia pertama kali disapa cewek ya?”

    “Bodoh! Oh ya, seharusnya elu tanya gimana kabar dia keles..”

    “Oh iya, aku harusnya tanya gitu! Aduh, kok aku bodoh banget sih ya?!” frustasiku.

    Pertemuan singkat itu.. menimbulkan berbagai makna. Antara wajah dia memerah karena darah tinggi akan aku, atau karena dia malu aku sapa di depan teman-temannya. Atau bahkan mungkin… ia menyukaiku? Ah, bodoh amat.

Pertanyaan Lainnya